Laman

Selasa, 02 April 2013

Ini Saru Lho Mi...


Dengan penuh percaya diri gadis kecilku Aisyah memberiku suprise, "Ini saru lho Mi..." katanya. Sebari kedua tangannya membentuk isyarat telunjuk di tangan kanan dan bulatan jari telunjuk dan jempol di tangan kiri serta mengarahkannya kesatu arah yang sama.
Jujur saja saya kaget, saya hanya sempat bilang "Oh ya.."Melihat ketidakmengertian saya, Aisyah menambahkan informasinya, dengan tangan kanan dia menambahkan deskripsinya, yaitu memasukkan jempol kanannya diantara sela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya yang terkatup rapat.

Gadisku baru kemaren 9th, saya tahu ini adalah usia pra pubertas, menjelang remaja, Tapi saya sungguh tidak menyangka akan secepat ini. Kami memberinya lingkungan yang kondusif dan menyekolahkannya di SDIT dan bukan pula sembarangan IT. Namun begitulah, ternyata meski anak-anak bersekolah di IT itu tidak berarti anak-anak akan terhindar dari informasi-informasi negatif.

Percakapan 'ringan' itu terjadi di ruang tengah. Ada saya, Abinya, dan Hamzah yang kala itu masih kelas 1 SD.

Gadisku, Aisyah Nurunnisa Sholehah

Abinya secara perlahan menanyakan, dari mana gadis kecil kami mendapatkan informasi itu, dan dengan lugunya dia mengatakan itu di dapatnya dari teman-temannya di sekolah.
"Banyak lho Bi, teman-teman yang ngomong-ngomong begitu,"ujarnya.
Saya diam saja, membiarkan Abinya yang menguasai arena. Tapi sesuatu terfikirkan oleh saya. Sepertinya obrolan pagi ini adalah lanjutan dari obrolan kemaren sore, ketika lelaki kecilku bilang,"Mi nanti Hamzah dicariin pacar ya..." Ketika kami tanya (kebetulan obrolan 'ringan' itu juga dihadiri segenap keluarga kecil kami, termasuk Fathimah) dapat dari mana kata-kata itu,dengan tenangnya dia bilang "teman-teman tuh pada ngomong-ngomongin pacar."
Dan ditimpali oleh Aisyah "Iya Mi, teman-teman Uni malah bilang kalau pacarnya insial awalnya A akhirannya T."

Saya memang terkejut. Menurut saya mereka masih terlalu kecil untuk bercerita soal pacar-pacaran di sekolah. Tapi apa mau dikata, zaman saya bersekolah berbeda dengan zaman mereka.
Tetapi, sesungguhnya saya juga bersyukur, sejauh ini anak-anak masih menjadikan kami (saya dan suami) sebagai teman mereka. Dengan wajah innocent, tenang tanpa beban mereka bercerita apa saja. Tidak ditanya saja mereka sudah memberikan banyak informasi apalagi kalau ditanyain.
Saya tentu sangat berharap mereka menjadikan kami orang tuanya sebagai teman tempat bercerita apa saja, tanpa rasa takut dimarahi atau malu. Karena jika mereka sudah ada rasa takut bakal dimarahi atau malu bercerita, tentu sebagai orang tua kami tidak bisa mengetahui sudah sejauh mana perkembangan si buah hati.

Saya tak hendak menghakimi kondisi sekolah, tapi sekolah di sini memang agak beda dengan sekolah di PKU. Setidak-tidaknya dulu Aisyah di kelas 1-nya tidak pernah membawa cerita aneh-aneh ke rumah. Iya saya akui, kondisi SDIT di sini terasa kurang ngikhwah, hehehe...maksud saya, sekolah di sini agak formal lebih mirip ke sekolah Islam biasa, suasananya.
Padahal dengan orang tua yang heterogen, mestinya pihak sekolah dan yayasan lebih siap lagi. Tapi mungkin karena faktor wilayah juga ya, kalau di Sumatera (untuk kebanyakan daerah ya) orang-orang lebih fanatik ke agama, sensitifitas memandang maksiat itu lebih sempurna.
Contoh ya, di sini biasa melihat orang-orang yang berjualan bebas di bulan puasa, di Sumatera sana kalau berjualan di siang hari langsung dapat cap kafir.

Ok deh, ini anak saya, sayalah yang harus bertanggung jawab bukan sekolah. Sedapat mungkin tentu harus ada komunikasi dengan sekolah, tapi kalau tanggapan sekolahnya (dalam hal ini diwakili oleh guru walas) biasa-biasa saja anak-anak ngomong pacar-pacaran dsb, mau bagaimana lagi. Saya harus belajar maklum. Dimaklumi saja untuk urusan sekolahnya, tapi tentu tidak untuk anak saya. Mereka harus mendapatkan informasi tentang pendidikan seks yang benar.
Saya berharap, semoga hari-hari selanjutnya selalu terisi dengan obrolan yang akrab satu sama lainnya, dan kami bisa berteman dengan anak-anak untuk selamanya,aamiin.

WaLlahu'alam, semoga bermanfaat.

*Ini adalah pengembangan catatan curhat saya di FB pertanggal 20 Pebruari 2012



*terimakasihsudahberkunjung,silahkantinggalkanjejakjikaberkenan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar