Laman

Sabtu, 20 Desember 2014

Totto-chan Gadis Kecil di Jendela # Tiga

Oleh sebab apakah gadis kecil ini dikeluarkan dari sekolah tepat di tahun pertama sekolah dasarnya? Ya, dia dianggap telah mengganggu suasana.

Ini pendapat mantan guru kelas di kelas sebelah kelasnya dari sekolah yang pernah mengeluarkannya.
"Kelasmu di sebelah kelasku." 
"Kalau harus pergi ke ruang guru waktu jam pelajaran sedang berlangsung, biasanya aku menemukanmu berdiri di koridor, sedang dihukum karena melakukan sesuatu yang aneh. Waktu aku lewat, kau selalu menghentikanku dan bertanya mengapa kau disuruh berdiri di sana, dan apa kesalahanmu. 'Bu Guru tidak suka pemusik jalanan, ya?' kau pernah bertanya padaku.
Aku tidak pernah tahu bagaimana menghadapimu, jadi akhirnya, kalau harus pergi ke ruang guru aku akan mengintip dulu. Kalau kau ada di koridor, aku tak jadi pergi. Guru kelasmu sering membicarakan dirimu di ruang guru. 'Aku heran kenapa dia bisa begitu,' katanya. Itu sebabnya, ketika kau mulai muncul di televisi, aku segera mengenali namamu. Kejadian itu sudah lama sekali, tapi aku sangat ingat bagaimana kau ketika di kelas satu." (Totto-chan Gadis Cilik di Jendela, Tetsuko Kuroyanagi: 253)

Jumat, 19 Desember 2014

Totto-chan Gadis Cilik di Jendela # Dua

Apa anda sudah bisa membayangkan, gadis kecil seperti apakah ia si Totto-chan itu?
Kalau menurut saya, sebenarnya si gadis kecil ini tak ubahnya gadis-gadis/ anak-anak kecil seusianya. Mereka memiliki keingintahuan, penasaran , ingin coba-coba, berdaya imajinasi. 
Bukankah itu wajar untuk anak-anak? Mereka selalu ingin tahu apa ini, apa itu, kenapa begini, kenapa begitu, memindahkan ini memindahkan itu, mencongkel ini mencongkel itu. 

Saya yang pernah mengalami kecelakaan anak-anak di rumah seperti memasukkan gabus ke hidungnya, memasukkan potongan mainan ke lubang hidung, memborgol kakinya sendiri, memindahkan galon yang terisi penuh padahal usianya belum 3 tahun, memanjat tangga tukang hingga tiba-tiba berada di puncak peranginan, si kecil yang masih balita mengejar anak kecil tetangga yang sebaya dengan ranting kayu, mencukur rambutnya sendiri dll, dsb, dst. 
Pokoknya seru deh. Jadi saya sebenarnya menganggap kelakuan Totto-chan ini lumrah. Hanya saja mungkin dosisnya Totto-chan agak berlebih dibanding anak-anak saya. Namun itu sebenarnya lumrah.

Totto-chan Gadis Cilik di Jendela #Satu

Seandainya aku tidak bersekolah di Tomoe dan tidak pernah bertemu Mr. Kobayashi, mungkin aku akan dicap "anak nakal", tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa, dan bingung, tulis Tetsuko si Totto-chan di halaman 250 buku ini.

Bapak/ Ibu, calon bapak/ calon ibu, dan para pecinta dunia pendidikan, sudah pernah baca buku ini kah?
Buku ini mengabarkan bagaimana sebuah sistem pendidikan konvensional bisa saja 'menggelapkan' masa depan seorang anak dan membuatnya tidak mendapati dirinya sebagai anak yang berbahagia. 
Tetapi sebuah sistem yang lain, yang 'berani' mendobrak bisa membuatnya berkilau. Anak-anak di Tomoe Gakuen (nama sekolah dengan sistem yang berani)  ini telah menemukan dunianya, dunia anak-anak yang berbahagia. Tentu saja defenisi bahagia itu kita pakai defenisinya anak-anak. Mereka-mereka yang bersekolah di sini dulunya (mungkin) terhitung anak-anak yang 'terbuang' dan tidak bisa diterima dari sistem konvenisonal. Salah satu anak itu ada Totto-chan yang dikeluarkan dari sekolahnya tepat di tahun pertama sekolah dasarnya.
Bisakah anda membayangkan itu?