Laman

Selasa, 23 April 2013

Sekali Merengkuh Dayung di Celebrating Journey to Motherhood


Minggu tanggal 14 April kemarin sebenarnya adalah hari yang saya tunggu-tunggu. Seminggu sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri untuk mengisi akhir minggu di tanggal tersebut. Segala sesuatunya sudah saya rancang. Saya ngebet banget pengen gabung di kopdar IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) Semarang, yang rencana awal dilaksanakan di rumah Mbak Uniek Kasgarwati. Ini kopdar pertama saya, mana jadwalnya belajar ngeblog lagi. 

Persiapan terpenting itu adalah tentang 3 anak saya, bagaimana jika saya pergi mengisi akhir minggu, mereka dibawa atau ditinggal. Berhubung rumah Mbak Uniek-nya jauh di belakang Lotte Mart sana dan saya yang masih buta Semarang, rencana awal ketiga anak saya ditinggal dengan Abinya di rumah. 
Eh dipertengahan minggu menjelang hari-H ternyata anak mertua saya ada acara. Bagaimana ini? Gak mungkin dibawa dong, kan jauh, mana anak-anak saya pada ogah naik taxi kecuali si bungsu Fathimah. Dan tak mungkin pula ketiganya dibawa oleh anak mertua saya. Belum apa-apa, Beliaunya sudah cemas duluan. Hehehe mungkin membayangkan bakal menenteng 3 anak sekaligus, karena gak mungkin ditinggal bertiga saja di rumah, bukan? Sepertinya saya terpaksa ngalah nih, demi anak, mau bagaimana lagi.

 Alhamdulillah sekali, kemudian agenda acara dan tempat kopdar berubah. Ada undangan untuk ikut seminar Celebrating Journey to Motherhood di Hotel Novotel Semarang, bagi IIDNers. Saya gembira banget, karena acaranya di jalan Pemuda. Meski saya gak tahu pasti tempatnya, setidak-tidaknya taxi bisa mengantarkan saya ke sana. Mulailah kami – saya dan anak mertua – berunding tentang anak. Akhirnya Fathimah yang suka naik taxi memilih ikut saya, dan 2 kakaknya yang ogah naik taxi memilih ikut Abinya. Yes, alhamdulillah.
Inilah pertemuan pertama saya dengan Nona-nona dan Nyonya-nyonya dari IIDN Semarang. Meski agak kecewa karena gak jadi ngeblog, setidak-tidaknya kami dah jumpa kan? 

Sejujurnya di awal-awal saya tidak terlalu peduli dengan seminar ini. Mau Motherhood kek, mau neighbourhood kek, mau brotherhood kek atau malah Robinhood sekalian, ayoh saja mah. Bukan karena merasa tidak perlu ya. Tapi tahun ini sudah memasuki 14 tahun berjalan pernikahan saya, dengan pengalaman hamil 7x, di mana hanya 3 yang bisa saya tetaskan, 4 kehamilan yang lainnya saya keguguran dengan 2 curretase dan 2 keguguran spontan. Hallow...saya bukan ibu muda lagi, gitu lho. Tapi demi keinginan ketemu gank, saya bela-belain datang, mana nenteng anak lagi hihihi. Ya sudah, bersemangat saja, pasti ada ilmunya yang bisa saya bawa pulang, iya to?
 
Fathimah yang senang di playground (dok.pribadi)

Saya termasuk datang tepat waktu, nomor kedatangan saya nomor 9. Lorong di lantai M masih terhitung sepi. Saya sempat menunggu lama untuk diijinkan masuk ke ruangan seminar. Syukurlah panitia menyediakan playground, sehingga si bungsu Fathimah gak perlu terlalu diopenin. Dianya asyik main, mana ada dek Ifa lagi, anaknya Mbak MaritaSuryaningtyas, yang sudah dikenal sebelumnya. Ada Apple juga yang datang dari Mijen, karena ibunya memenangkan undian di facebooknya  Mother and Baby. Terus ada Faris juga yang ternyata anaknya Mbak Uniek. Senang deh mereka. Untuk ini acuangan jempol saya buat penyelenggara Celebrating Journey to Motherhood ini. Memang harus begitu kan, jika Moms yang diundang maka bakal ada buntut yang ngikutin. So, fasilitas harus memadai, ya playground ini. 

Cuma sedikit saya sayangkan, playground di tempatkan tak jauh dari tangga, bukan di pintu akses untuk masuk peserta. Sehingga ketika acara di mulai, Moms yang bawa anak terpaksa bolak-balik, gak mungkin ninggalin anak sendirian, toh. Ntar ada yang mimjem tanpa ijin gimana? Menurut saya sih, sebaiknya playground diletakkan di tempat coffee break terhidang, agak ke sudut gitu, otomatis tempat coffee breaknya dipindahin. Hahaha...tapi itu kan maunya moms yang bawa anak ya, maunya panitia barangkali anak-anak gak usah dibawa ya..., wew.
Fathimah, Faris dan Ifa yang setia menemani di Celebrating Journey to Motherhood (dok.pribadi)


Meski mulai acara terlambat dari jadwal di undangan, tapi secara keseluruhan acaranya menyenangkan menurut saya. Saya sangat suka dengan bentuk susunan kursinya, bentuk ini lebih mengakrabkan antar peserta, setidak-tidaknya yang duduk di satu meja. Sirkulasi udara otomatis lebih lancar jadinya, gak sumpek. Saya pribadi memilih duduk dekat akses keluar masuk peserta, bukan apa-apa, hanya sebagai antisipasi jika nanti Fathimah rewel. 

Ternyata memang dia mulai rewel. Itu karena saya memintanya  duduk di kursi menemani saya, sementara dianya pengen main perosotan dan kolam bola di luar. Andai playgroundnya diletakkan di dekat pintu keluar masuk peserta, tentu saya tak perlu repot-repot membujuknya. Saya bisa tenang seminar, anak saya bisa bermain di luar dalam jarak pandang saya. Tapi syukurlah saya tak lupa untuk membawakan amunisinya, makanan yang memadai, buku yang disenanginya dan mainan tentu saja. Walau diiringi rengekan dan protes Fathimah, alhamdulillah secara keseluruhan saya bisa mengikuti acaranya.

Acara dipandu oleh Mbak Lala Tangkudung, yang menurut informasi dari blog walking saya ke blognya Mbak Uniek, ternyata tamatan FK salah satu universitas di Surabaya. Haa, benarkah? Oalah, barangkali Mbak Lala ini termasuk ganknya Jeng Kelin ya, pintar secara akademik juga pintar di dunia entertaint, aamiin...aamiin. Dress pink-nya itu lho, aduhai nian. Saya mah enggak pede pakai pink dari dulu. Tapi karena dress code yang diminta adalah pink, terpaksa deh saya ngubek-ngubek isi lemari, mencari-cari warna yang mendekati pink.


Sesi pertama acara adalah pengenalan Majalah Mother and Baby  dan kemudian dilanjutkan oleh pihak susu Mom and me dari Nestle sebagai promotor Celebrating Journey to Motherhood, di mana Semarang adalah salah satu kota pilihan. 

Kemudian acara dilanjutkan sesi ilmiahnya dengan pemateri oleh dr. Herman Sp.OG. Seluk beluk tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh moms yang lagi hamil atau memutuskan untuk (persiapan) hamil. Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya ini bukan lagi ibu muda. Meski ini kali pertama ikut seminar tentang kehamilan, tapi perjalanan dalam mencari ilmu secara mandiri dan otodidak saya, cukup memadai. Apalagi ketika saya tahu bahwa keguguran pertama saya adalah karena IGg Rubella dan Herpes dari pemeriksaan TORCH adalah positif. Maka sejak saat itu seluk beluk tentang kehamilan saya lahap. 

Tapi ya itu tadi, saya justru dapat info dari Pak Dokter yang candaannya cenderung saru ini, bahwa ternyata keterlambatan lahir ketiga anak yang berhasil saya tetaskan bukanlah karena pengaruh duphaston, obat penguat kehamilan yang saya konsumsi seizin dokter obgin saya kala itu. Tidak ada pengaruh sama sekali. Padahal selama ini saya berasumsi, bahwa keterlambatan lahir ketiga buah hati saya adalah akibat pengaruh obat. Oh, no sama sekali. Jadi menurut penuturan Pak Dokter yang suka berpose ini, salah satu penyebab panjangnya usia kehamilan adalah karena asupan DHA yang mencukupi untuk bayi. 
Jadi bukan pengaruh duphaston, lega deh...ternyata untuk ketiga anak saya asupan DHA-nya cukup bagus. 

Dan sebuah lagi pencerahan, saya jadi tahu kalau anak eksim atopi (ruam susu di pipi) bukanlah karena ASI yang tumpah ke pipi selagi tidur sambil menyusui, sesuatu yang saya anggap selama ini benar dan sempat membuat saya deg-degan dulunya disetiap menyusui anak. Eksim itu disebabkan oleh kekurangan probiotik, yang salah satu sumbernya di dapat dari susu pregnancy.

Bercerita sedikit soal masa kehamilan, selama hamil saya memang tidak menuruti mood. Sekalipun enggak mood saya tetap maksain minum susu untuk pregnancy. Bahkan anak mertua saya sangat sigap soal yang satu ini, jika saya muntah sehabis minum susu maka Beliaunya dengan sigap datang lagi dengan segelas susu hangat. Ayo semangat, demi anak, begitu katanya. Sayapun selalu memaksakan diri untuk makan bergizi terutama nasi, bukan apa-apa, dikebiasaan di luar hamil saya ini malas banget makan nasi. Benar-benar sesuatu deh buat saya kehamilan itu. Bahkan pernah ketika kesulitan ekonomi di saat hamil anak kedua (yang lahir ya), saya bela-belain beli susu meski bukan merek yang biasa saya konsumsi. Yang penting nutrisi janin terpenuhi, karena saya sadar tidak mampu untuk memenuhinya dari asupan makanan sehari-hari, gak kuat makan sering-sering soalnya. Sehingga susu memang sesuatu yang wajib bagi saya.

Soal ilmu kehamilan ini, ternyata membaca buku dan diskusi dengan dokter saja tidaklah cukup. Kita perlu sharing dengan teman, nah, seminar adalah tempat yang cocok. Saya yang sedang tidak hamil saja merasakan manfaatnya. Saya anjurkan ke ibu-ibu yang sedang hamil untuk mengikuti seminar-seminar semacam ini, nambah wawasan dan nambah pergaulan. Secara saya ini kurang gaul ya.

Rehat sejenak setelah kuliah singkat dengan dr Herman Sp.OG, acara diisi dengan kuis. Pertanyaannya seputaran uraian dokter, soal susu Mom& me, dan pengetahuan tentang majalah Mother & Baby. Jujur saya lupa siapa saja yang mendapatkan hadiahnya, tapi yang saya ingat, dari majalah Mother & Baby ada bingkisan kado, sedangkan dari susu Mom & me ada payung cantik. Sayang sekali saya gak dapat satupun, bukan cari kambing hitam ya, tapi ini Fathimah sebentar anteng sebentar merajuk pengen main di palyground. Emaknya jadi gak konsen menjawab pertanyaan nih. Hohoho...malah nyalahin sikon Fathimah ya, aduh...duh, maaf ya Nak. Enggak apa-apa, payung kita di rumah banyak kok, hihihi.

Selanjutnya acara diisi oleh chef muda, smart dan berbakat, chef Yeni Ismayani. Saat itu dia membagikan 2 resep yang sehat untuk moms yang lagi hamil. Itu artinya resep-resep itu penuh gizi lho. Jadi sekalipun kita tidak hamil, tidak rugi toh masak bareng chef ini. Yang asyiknya di seminar ini, ketika demo masak, kita-kita diajak berkomunikasi oleh sang chef, malah menurut saya, si chef ini komunikatif banget orangnya. Sambil masak, kita dikasih bocoran-bocoran gagal praktek resep.

Contohnya kegagalan ketika membuat puding santan, ataupun puding isi (buah). Biasanya kita menemukan hasil uji coba resep puding, baik santan atau buah akan menumpuk di bagian atas cetakan puding. Lalu ketika puding dibalikkan, maka santan atau buah tadi berada dibagian bawah agar. Selalu begitu bukan, dan kita sudah merasa hebat atau bahkan merasa resepnya salah ketika melihat foto resep dengan uji coba kita. Biasa deh, nyalah-nyalahin resep. Ternyata oh ternyata, itu adalah kesalahan kita, bentuk dari ketidaksabaran dalam memasak. Jadi menurut chef cantik ini, setelah api dimatikan jangan terburu-buru menuangkan agar/puding ke cetakan. Tapi aduklah terus perlahan hingga uap panasnya hilang. Nah, ketika uap panasnya hilang, baru agar siap dicetak sesuai keinginan. Hehehe...saya jadi malu sendiri. 

Sebagai orang Minang, saya termasuk suka memasak agar-agar sari kaya, malah saya menikmati hasil masakan agar, dimana santannya menumpuk dibagian atas cetakan. Rasanya berbeda, antara tumpukan santan dengan agar tanpa santan, lebih enakan yang ada santannya. Ok deh, chef, makasih infonya.
Resep pertama Roti Pisang Kukus Kismis. Saya agak malas mencicipi roti pisang ini ketika pihak penyelenggara mengijinkan kami untuk mencicipi hasil resep. Nah, ini satu lagi sisi baiknya seminar ini. Audien selain dapat ilmu, kuis, doorprize serta goodie bag, juga diizinkan mencicipi hasil masakan. Hm...jadi kita enggak didongengin saja kalau hasil resep ini enak, tapi kita bisa membuktikan kalau itu memang enak. 

Terkait resep roti pisang kukus kismis ini, tadinya saya ogah. Karena saya termasuk orang yang tidak suka dengan hasil olahan pisang ke bentuk makanan atau minuman, kecuali pisang goreng, dan kolak pisang. Tetapi demi menghormati penyelenggara yang menawarkan hasil masakan ke saya dan dia belum juga beranjak dari samping saya, dengan bismilah saya makan tuh hasil masakan chef. SubhanaLlah, enak nian lho, sure, saya gak bohong. Saya jadi kepikiran untuk mencoba resepnya di rumah. Secara rumah saya memiliki agenda rutin kedatangan tamu, tentu menu ini sangat membantu saya. Terima kasih chef ya...muach.
Untuk resep kedua Puding Coklat Tabur Buah, saya tidak ada komentar, gak sempat nyicip, anak saya dah merengek-rengek minta balon.

Acara selanjutnya adalah doorprize. Alhamdulillah IIDNers Semarang memborong hampir semua hadiah di setiap sesinya, termasuk doorprise ini. Maaf, saya tak bisa melaporkan catatan pandangan mata dengan sempurna karena ini adalah interaksi pertama saya dengan IIDN Semarang, yang saya ingat itu adalah Bunda Ifa ‘MaritaSuryaningtyas’ mendapatkan canopy dari penyelenggara. Dan saya sendiri mendapatkan buku resep tulisan chef Yeni Ismayani. Trus, best dress in pink code juga disabet 2 IIDNers yaitu Mbak Fenty Arifianty dan Mbak Ade Hermawati Amin. Maaf-maaf ye IIDNers yang namanya gak diabsen, mudah-mudahan semakin intens interaksinya, kita-kita makin kenal.

Kemudia acara ditutup dengan lomba menghias sandwich, perkelompok meja dan meja kami gak menang. Jujur saya saya gak pernah makan sandwich sayuran begitu, gak suka, jadi cuma jadi penonton.

Dan pulangnya, setelah dapat jatah makan siang, kita-kita dapat goodie bag yang isinya susu Mom & me kemasan 150gr, kartu huruf in the night garden, satu edisi majalah Mother & Baby, kartu-kartu potongan harga ke spa-spa dan perawatan ibu hamil, boneka mainan Patrik si bintang laut, dan sepotong kain. Juga sebenarnya kita-kita dapat pensil dan pena. Sungguh gak sebanding dengan ticket masuknya yang Cuma 50 ribu rupiah, walau untuk IIDN Semarang kita dapat gratis tis tis tis.

Tapi sstt..soal kain ini jangan bilang-bilang ya, tadinya saya bingung, ini kain untuk apa gitu. Celemek jelas bukan karena gak ada tali kebelakangnya, hanya ada tali leher. Setelah merenung cukup lama, akhirnya saya tahu, itu kain untuk menutupi dada ibu ketika menyusui. Hahaha...jilbab saya besar sih ya, jadi biasanya kalau netekin anak, nutupin dadanya pakai jilbab doang. 

Begitulah, akhir minggu yang sesuatu banget buat saya dan Fathimah, dan IIDNers Semarang tentu saja. See you.
---oOo---





teimakasihsudahmampir,silahkantinggalkanjejakjikaberkenan

10 komentar:

  1. wuits...komplit ceritanya :D makasih ya Faris ikutan mejeng di tulisan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...begitulah saya Mbak Uniek, kalau disuruh cerita ulang bolehlah, tapi kalau disuruh nulis agak kacau hahaha,...
      soal si Faris, iya sama2, saya gak punya foto acaranya, dah dicoba 'ngebajak' eh malah fotonya lari2 sana sini, jadi ngerusak tampilan blog :(

      Hapus
  2. seruuu...asik bacanya mba, selincah orangnya. Insya Allah ketemuan tgl 9 mei yaa, Insya Allah jadi kita belajar ngeblog hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. insyaaLlah, haa...saya lincah ya, bukannya saya ini pemalu, aduh apa salah menilai diri selama ini? hiks

      Hapus
  3. Hihihi tulisannya lucu ^_^

    BalasHapus
  4. Hihihi tulisannya lucu ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. mari Mbak Inisial W, mari ketawa sama2...
      *nutupin muka pake tangan*

      Hapus
  5. asyik banget bacanya,,, aku malah belum bikin PRnya sampe sekarang,, sakinng gak nyantol sama sekali sama acaranya, yang diinget cm main di playground, nyicipin makanan dan dapet canopy.. senengnya namaku disebut berkali2.. saya tidak dilink kan ke FB ku.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah tak link-kan ke fb mu say, juga fb2 yang lainnya demi prinsip keadilan :)

      Hapus