Laman

Jumat, 28 November 2014

Kisah-Kisah yang Mengubah # Ketika Anak Bertanya

Alm. bapak saya dulu selalu bercerita bahwa semasa kecil saya adalah anak yang pendiam. Beliau bilang saya selalu suka mengamati orang. Namun seiring berjalannya waktu menurut beliau saya berubah menjadi anak yang ramai.
Sayapun menyadari bahwa saya lebih menyukai dunia yang sunyi ketimbang dunia yang hiruk pikuk. Meski saya suka berteman, namun berdiam di kamar adalah hal yang sangat saya rindukan. Bahkan hingga detik ini.
Di awal tahun ini saya bertemu seorang teman lama, ia teman SMA saya. Setelah nyaris 20 tahun tidak bersua, "ya ampun, Nie kok berubah jadi cerewet sekarang," begitu komentarnya.
Apa memang begitu? Tentu engkau yang pernah bersua dengan aku lah yang bisa memberi pendapat.

Beberapa hal membuat saya berubah. Dalam hal bercerita dengan anak-anak saya, inilah salah satu kisah yang mempengaruhi saya.
Kisah ini saya ambil dari buku Secret of the Baby Whishperer, karya Tracy Hogg dan Melinda Blau pada bagian Pendahuluannya, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2002.

Sabtu, 01 November 2014

Jodohku, Maunyaku Pilihan-MU


“Bacalah”, guru ngajiku menyodorkan amplop berwarna putih. Jantungku langsung berdetak kencang. Sekilas di sudut amplop terbaca sebuah tulisan ‘Kel. Zainal Lain’. Hatiku langsung berkata, “inikah saatnya?”

“Pelajari dulu, kemudian bicarakan dengan orang tua. InsyaaLlah Sabtu di akhir minggu ini ikhwannya datang ke sini.” Guru ngajiku menjelaskan sambil senyum-senyum. Saya langsung melongo, akhir minggu? Yang benar saja, ini sudah hari Selasa, Sabtu di akhir minggu itu berarti tinggal beberapa hari lagi.

Perasaan saya sedikit gundah, teringat terakhir kali menyodorkan proposal jodoh ini dengan emak saya. Saat itu beliau marah besar, tanpa alasan yang jelas. Usut punya usut ternyata beliau khawatir saya menikah dengan laki-laki yang belum memiliki pekerjaan tetap, apalagi  jika hanya lulusan (maaf ya) IAIN (sekarang namanya STAIN).