Kemaren siang waktu
bubaran sekolah, di pagi menjelang siang, semakin banyak saja anak-anak yang berseragam merah putih
duduk-duduk di kedai makanan di depan sekolahan. Kedai-kedai itu masih satu
lingkungan (komplek) dengan sekolah. Saya hanya melihatnya dari jauh, nelangsa.
Dan membawa anak-anak saya kabur dari pemandangan itu secepatnya. Pilu.
Salah persepsikah
saya?
Perkenalkan, saya ini
orang Minang, sebuah suku yang menganut prinsip Adat Bersandi Syarak, Syarak
Bersandi KitabuLlah. Saya lahir dan besar di ranah Minang, satu-satunya
kesempatan saya merambah ranah orang lain adalah ketika saya menikah hampir 13 tahun yang lalu.
Meski kondisi alam
Minang Kabau terkadang juga jauh dari kondisi Islami, namun ada beberapa poin
yang sulit diabaikan, diantaranya adalah bahwa setiap orang di ranah Minang,
baik muslim atau bukan, ada kewajiban tidak tertulis untuk menghormati orang
berpuasa. Sehingga ketika Ramadhan menjelang, bisa dipastikan suasana puasa
akan kental terasa. Jika ada para pedagang yang nekat mengais rezki di siang
hari di bulan ini, maka akan ada aturan-aturan yang mengikatnya.