Laman

Selasa, 26 Februari 2013

Mensiasati Jajanan Anak2 : Sirop Rosella dan Markisa (Resep)

 Minuman dingin dalam suasana panas dan kering adalah minuman incaran siaapa saja, termasuk anak2 kita. Pernah ke sekolah anak2 kan? Sirup2 yang tak jelas merk dan komposisinya dicampur penjual dengan aneka bahan menjadi jajanan. Terakhir Aisyah - anak gadis saya mengajukan proposal untuk diijinkan membeli es serut yang disiram sirup merah menyala. Setelah nonton acara di TV tentang bahaya es balok yang tak jelas sumber airnya ini dan syrup2 yang aspal bikinan pedagang sendiri, saya jelas2 melarangnya.
Alhamdulillah, saya terbiasa menyediakan minuman dingin olahan tangan sendiri. Sehingga anak2 saya bisa mengerti ketika diberitahukan bahaya jajanan seperti itu di luaran.

Berikut ini ada resep sirup hasil olahan dapur rumahan saya yang sangat disukai oleh seluruh anggota keluarga.

SIRUP ROSELLA

Sirup rosella bisa berasal dari bunga rosella segar, baik yang ungu atau yang merah. Yang ungu kelopak bunganya lebih tebal sedangkan yang merah lebih tipis. Dari rasa, yang ungu agak kurang kecut jika dibandingkan dengan yang merah. Itu bisa dimengerti karena yang merah kandungan vit. C nya lebih tinggi.
Dulu ketika saya masih (di Pekanbaru) punya sedikit lahan, saya suka menanam bunga rosella. Tanaman ini bisa bertahan hingga kurang lebih 2 tahun, dengan ketinggian tanamannya bisa 2,5 meter. Menanamnya mudah, perawatannya pun mudah, asal mendapat suplai makanan cukup, suplai air memadai dan sinar matahari. Bahkan bunga rosella itu juga dimanfaatkan oleh para tetangga, dan jika masih berlebih rosella merah saya keringkan menjadi teh. Untuk rosella ungu saya tidak bisa bikin tehnya secara alami, karena kandungan air di kelopaknya sangat banyak, juga tanaman rosella ungu ini tidak sekokoh rosella merah.
Sayang sekali selama di (Semarang) saya terpaksa membeli rosella teh yang sudah dikemas.


Jumat, 22 Februari 2013

Panggil Aku...Ninie

Diperjalan yang baru 37 tahun ini aku sudah mengalami pergantian nama berkali2.
     Aku terlahir 37 tahun yang lalu dengan nama Fetri Eni. Sampai saat ini aku tidak tahu arti nama ini. Menurut Emak karena aku lahir di bulan Pebruari. Itu saja. Sedari kecil aku berfikir kenapa aku tidak diberi nama yang lain ya, yang terlihat keren seperti nama teman2 SD kelas 1 ku yang lain. Seperti nama Yulia Arisandi, Dona Alminora. Di mata kanak2ku nama2 tersebut terlihat keren. Ditambah lagi sebagai anak ke-5 dari 6 bersaudara, kakak2ku suka mengolok2 dengan memanggilku Pepet. Kesannya gimana gitu. 
Aku jadi teringat nama panggilan seorang teman TK; T*t*t. Karena anaknya sedikit nakal, mulutnya lancang aku jadi ogah dipanggil begituan. O ya, nama2 lengkap teman TK aku malah tidak ingat satupun, karena kami hanya 1 tahun di sekolah yang sama. Kalaupun akhirnya aku tahu nama lengkap mereka, itu karena kemudian takdir membuat kami bersekolah di tempat yang sama. Seperti MDA, sebuah sekolah sore di luar SD yang ku ikuti selama 4 tahun, berada di satu  SMP bahkan satu SMA.
Kembali ke namaku ya, di kelas 1 SD Ibu Jus -guru kelas 1 ku- mengubah namaku menjadi Fitri Eni. Aku senang sekali, kesannya nama ini lebih manis. Aku suka menghubungkannya dengan Hari Raya Idul Fitri, aku bangga namaku di ganti.

Tetapi dalam pergaulan keseharian baik di rumah maupun di lingkungan aku biasa di panggil Ninie. Nah, sejarah nama ini Emak-ku tahu ketika ku tanya kenapa. Beliau bilang nama itu dari Bapak, karena aku punya

Selasa, 19 Februari 2013

Dan Kedamaian Saya Terganggu Gara2 Pelatihan Ini

    Setelah hampir 14th meninggalkan bangku perkuliahan inilah kali pertama saya bener2 dalam kondisi 'tertekan' untuk bisa menampilkan yang terbaik. Ini semua gara2 Pelatihan WRITERPRENEUR I yang saya ikuti. Syaraf2 di kepala saya terasa 'kehidupannya', sehingga berpengaruh ke kualitas tidur, selera makan, keletihan dan capek yang luar biasa.
     Tadinya sebelum ikut WP I ini, kehidupan saya cukup damai. Beraktifitas sehari2 sebagai IRT biasa, atau plusnya mencoret2 dinding FB saya saja. Tapi seorang teman baik mengenalkan saya dengan IIDN, mungkin dia gerah kali yah, hampir setiap hari melihat postingan saya. Dan tercemplunglah saya ke IIDN.
Saya ikut PW I karena penasaran, katanya kita belajar menulis. Tanpa pikir panjang saya mendaftar, bayar dan terlibat.
Nah...setelah dapat link saya kaget luar biasa, Pelatihan WRITERPRENEUR Buku Laris Rezeki Manis. Oalah...kayaknya saya salah mendaftar kelas deh, saya kan cuma pengen dapat ilmu menulis dasar, kayak

Senin, 18 Februari 2013

Garenah Pak Tua Penjual Ubi Jalar

    Kawan..., kalian tahu ubi jalar kan? Itu bahasa kampung saya, Bahasa Indonesia-nya bernama Ketela Rambat, orang di sini (Semarang) menyebutnya Ubi.
Sesiang tadi ketika sibuk beberes2 rumah, anak mertua saya bilang,"Mi mau beli Ubi gak? Besar2 tuh ubinya." Saya merespon karena memang pengen bikin kolak biji salak. Kata besar2 ini menarik hati saya karena biasanya kalau ubinya gede2 itu tandanya ubi tua, lebih berasa dibikin kolak.
Informasi dari anak mertua, penjualnya si Bapak Tua. Nah...di titik ini perasaan saya mulai gak enak. Biasanya suami saya kasihan nih sama penjualnya. Tapi gak boleh su'uzhonkan ya, ayo dibuktikan!!
Jadilah saya bertemu si Pak Tua, orangnya benar2 tua. Pantas suami saya kasihan, mana bawaannya berat lagi. Mikul berapa kilo ubi tuh?

     Dan ternyata oh ternyata si Pak Tua tak bisa pula berbahasa nasional. Ampun denai,