Laman

Selasa, 28 Oktober 2014

Sebuah Pengantar # Ketika Anak Bertanya

Semenjak anak-anak saya bisa berbicara, pertanyaan mereka adalah makanan saya sehari-hari. Mau mereka sakit, mau lagi sehat, selalu ada tanya. Ibarat kata pertanyaan mereka tidak mengenal musim atau cuaca. 
Sejujurnya saya senang jika mereka masih bertanya, bagi saya itu pertanda bahwa kincir-kincir mereka jalan. Bahkan saya memang sengaja merangsang mereka untuk bertanya.

Cara yang saya lakukan untuk merangsang itu adalah dengan mempertajam komunikasi, saya pancing-pancing, saya bacakan buku, saya gantung-gantung bacaannya, saya bikin mereka penasaran, apa saja yang akhirnya mereka akan bertanya apa ini, apa itu, kenapa begini, kenapa begitu. 
Saya ingin anak-anak saya merasakan bahwa saya mendengarkan mereka kapanpun mereka ingin bercerita atau bertanya Saya ingin merasakan kedekatan bathin dengan mereka. Maka bercerita dan merangsang mereka bercerita adalah salah satu pilihan saya.
Untuk hal ini saya cukup terinspirasi dari kisahnya Tracy Hogg sendiri pada bukunya Secret of Baby Wishperer, dengan judul yang sama dalam edisi bahasa Indonesia. Berbicara, bercerita itu bisa mengendalikan kebosanan anak; tegasnya kegiatan ini bisa menjinakkan mereka.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Niat yang Ikhlas dan Daging Sapatujuah

Sapatujuah adalah bahasa Minang. Itu adalah tentang daging hewan kurban yang dibagikan oleh pengurus pemotongan hewan kurban kepada peserta kurban. Apa saja isinya? 
Sejatinya saya tidak tahu pasti, sebab daging sapatujuah yang sampai ke rumah saya selalu saja tercampurkan dengan sengaja (oleh saya sendiri) dengan bagian daging (yang saya dapatkan) sebagai bagian dari masyarakat di sekitar mesjid/ mushala yang dibagikan oleh panitia.
Tapi menurut emak saya yang suka ikut-ikut jadi panitia sibuk pada prosesi pemotongan hewan kurban, daging sapatujuah ini adalah potongan dari bagian terpenting dari sapi, seperti sepotong hati, limpa, paru, daging has dll. Daging sapatujuah ini dibagikan sebagai pertanda seseorang ikut kurban.