Laman

Kamis, 01 Agustus 2013

Rindu Ini, Rindu Hutan


 
Tak pernah terpikirkan bahwa akan ada masanya saya benar-benar merindukan ‘hutan’ (tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak), mengingat saya ini adalah orang kampung, orang yang terbiasa meniti pematang sawah, berlarian di bebatuan sungai, bermain ayunan di pohon kelapa tumbang yang melintang di tengah sungai, dan setiap hari merasakan sejuknya hehijauan.
Kenapa?
Ternyata, menikah, hijrah dan berpisah dari orang tua, berarti meninggalkan semua suasana ini. Dan itu kini telah terangkai menjadi rindu.

Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau
          “Abi mau kemana?” Hamzahku menangis ketika taxi berhenti di depan rumah. Saya tersenyum geli, padahal tadi sudah dijelaskan bahwa Abinya akan ke Jogja beberapa hari, ada test untuk masuk sekolah lagi. Lelaki kecilku, 5,1 tahun kala itu, berlari sambil menangis ke pelukan Abinya.