Tak pernah terpikirkan
bahwa akan ada masanya saya benar-benar merindukan ‘hutan’ (tumbuh-tumbuhan
yang sangat banyak), mengingat saya ini adalah orang kampung, orang yang
terbiasa meniti pematang sawah, berlarian di bebatuan sungai, bermain ayunan di
pohon kelapa tumbang yang melintang di tengah sungai, dan setiap hari merasakan
sejuknya hehijauan.
Kenapa?
Ternyata, menikah,
hijrah dan berpisah dari orang tua, berarti meninggalkan semua suasana ini. Dan
itu kini telah terangkai menjadi rindu.
Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau
“Abi mau kemana?” Hamzahku menangis
ketika taxi berhenti di depan rumah. Saya tersenyum geli, padahal tadi sudah
dijelaskan bahwa Abinya akan ke Jogja beberapa hari, ada test untuk masuk
sekolah lagi. Lelaki kecilku, 5,1 tahun kala itu, berlari sambil menangis ke
pelukan Abinya.